Akhirnya pergantian tahun menjadi ajang keuntungan bagi sejumlah pedagang terompet maupun kembang api. Saat ini faktanya, banyak penjual dadakan yang beralih profesi menjadi tukang terompet maupun kembang api. Hal itu dilakukan agar bisa memperoleh keuntungan yang lebih dari hasil yang di dapat sebelumnya. Tetapi untuk akhir tahun ini penjualan terompet maupun kembang api cenderung menurun, di akibatkan banyaknyua penjual dadakan yang memanfaatkan moment di akhir tahun tersebut tak terkecuali pria berumur (29) tahun ini, ia mengakui bahwa tahun ini penjualan relative menurun. “Kalo masalah omset sama saja dari tahu ke tahun, itu semua tergantung dari rejeki masing – masing,” ujar Zulkifli saat ditemui di Pasar Halim Jakarta Timur, (30/12/2011).
Pria yang biasa bekerja sebagai kuli angkut ini sudah dari tahun 2005 menjadi penjual dadakan kembang api. Biasanya kembang api di order dari kakanya sendiri dan kembang api tersebut di belinya di Bekasi. Untuk kembang api ia menjual dari harga seribu sampai seratus ribu rupiah. “Ini kan barang musiman, jadi saya menjual untuk meramaikan saja,” katanya.
Terompet dan kembang api memang sangat identik dengan pergantian tahun. Seyogyanya untuk meramaikan pergantian tahun ini masyarakat lebih senang memeriahkan accaranya dengan memasang kembang api sekaligus meniup terompet, khususnya anak – anak. (Tami)
Pria yang biasa bekerja sebagai kuli angkut ini sudah dari tahun 2005 menjadi penjual dadakan kembang api. Biasanya kembang api di order dari kakanya sendiri dan kembang api tersebut di belinya di Bekasi. Untuk kembang api ia menjual dari harga seribu sampai seratus ribu rupiah. “Ini kan barang musiman, jadi saya menjual untuk meramaikan saja,” katanya.
Terompet dan kembang api memang sangat identik dengan pergantian tahun. Seyogyanya untuk meramaikan pergantian tahun ini masyarakat lebih senang memeriahkan accaranya dengan memasang kembang api sekaligus meniup terompet, khususnya anak – anak. (Tami)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar