Selasa, 10 Januari 2012

Maraknya Pedagang Musiman Di Akhir Pergantian Tahun


Akhirnya pergantian tahun menjadi ajang keuntungan bagi sejumlah pedagang terompet maupun kembang api. Saat ini faktanya, banyak penjual dadakan yang beralih profesi menjadi tukang terompet maupun kembang api. Hal itu dilakukan agar bisa memperoleh keuntungan yang lebih dari hasil yang di dapat sebelumnya. Tetapi untuk akhir tahun ini penjualan terompet maupun kembang api cenderung menurun, di akibatkan banyaknyua penjual dadakan yang memanfaatkan moment di akhir tahun tersebut tak terkecuali pria berumur (29) tahun ini, ia mengakui bahwa tahun ini penjualan relative menurun. “Kalo masalah omset sama saja dari tahu ke tahun, itu semua tergantung dari rejeki masing – masing,” ujar Zulkifli saat ditemui di Pasar Halim Jakarta Timur, (30/12/2011).
Pria yang biasa bekerja sebagai kuli angkut ini sudah dari tahun 2005 menjadi penjual dadakan kembang api. Biasanya kembang api di order dari kakanya sendiri dan kembang api tersebut di belinya di Bekasi. Untuk kembang api ia menjual dari harga seribu sampai seratus ribu rupiah. “Ini kan barang musiman, jadi saya menjual untuk meramaikan saja,” katanya.
Terompet dan kembang api memang sangat identik dengan pergantian tahun. Seyogyanya untuk meramaikan pergantian tahun ini masyarakat lebih senang memeriahkan accaranya dengan memasang kembang api sekaligus meniup terompet, khususnya anak – anak. (Tami)

Jasa Juru Parkir Sangat Membantu Masyarakat


Adanya jasa juru parkir baik pengguna roda empat dan roda dua sangatlah membantu masyarakat di wilayah tertentu khususnya di pasar minggu, membuat PEMDA (Pemerintah Daerah) DKI (Daerah khusus Ibukota) Jakarta merasa terbantu dengan adanya juru parkir. Pasalnya, banyak pengguna roda empat maupun roda dua banyak yang memarkir disembarang tempat dan tidak tertib dan menimbulkan kemacetan.
Banyak orang yang mencari penghasilan dengan menjadi juru parkir. Salah satunya Syarif (56), sudah selama tiga tahun dia berprofesi sebagai juru parkir. Pendapatannya disetorkan sebesar Rp. 10.000 (sepuluh ribu rupiah) kepada PEMDA DKI. Dia memulai aktifitas menjadi juru parkir dari pukul 10.00 s/d 22.00 WIB, dan dia menjadi juru parkir bergantian dengan teman – temannya sebanyak 6 (enam) orang. (Afni)

Penyebab Kemacetan Di Daerah Ciracas JAK-TIM


Jumat (30/12/2011), Sebagai Kanit Polantas Polsek Metro Ciracas Jakarta Timur, Yusuf. Windu mengatakan, meningkatnya pengguna jalan khususnya pengendara roda empat dan roda dua yang setiap tahunnya meningkat baik pengguna jalan yang menyebrang sembarangan yang mengakibatkan kemacetan khususnya di daerah Ciracas.
Sementara itu para sopir angkot yang menaikkan dan menurunkan penumpang tidak pada tempatnya serta tidak ada kerja sama antara penumpang dan pengendara.
Sebagian kecil masyarakat pengguna jalan khususnya sepeda motor tidak menggunakan helm dan peralatan standar lainnya, maka tingkat kecelakaan semakin bertambah. (Djamiah)

Berganti Profesi Untuk Menyambung Hidup


Sulitnya untuk memenuhi kebutuhan hidup memaksa banyak orang beralih profesi. Seperti yang dialami Nata (35), dia beralih profesi dari nelayan di Tangerang menjaadi pemulung di Jakarta, dikarenakan profesi sebagai seorang nelayan kurang mencukupi kebutuhan hidupnya. Ia pun tertantang untuk mencoba mengadu nasib di Jakarta sebagai seorang pemulung. Dilain sisi ia pun ingin mencari pengalaman darat, kata pria yang tinggal di gang rambutan, pengadilan Jakarta Timur.
Nata panggilan akrab beliau yang kesehariannya selalu ditemani dengan gerobaknya selama 7 tahun mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Ia gunakan gerobaknya untuk mencari barang – barang bekas agar bisa menghasilkan uang, namun selain mencari barang – barang bekas ia mengabdi kepada lingkungan warga dengan membuang sampah – sampah warga yang meminta tolong kepadanya. Setiap warga selalu memberi uang atas jasa membuangkan sampahnya.
Nata memiliki pesan untuk pemerintah, “Tolong pemerintah agar memperhatikan orang – orang seperti saya, harga sembako diturunkan agar kami dapat menyambung hidup,” tutupnya. (Fahmi)

Aksi Jahit Mulut



(RABU, 28/12/2011), Di depan gedung DPR/MPR sebagian masyarakat pulau Padang melakukan aksi jahit mulut untuk menuntut dicabutnya SK MENHUT (Mentri Kehutanan) yang dikeluarkan tahun 2009 No. 327 mengenai HTI (Hutan Tanam Indonesia) yang diberikan atas nama perusahaan RAPP (Riau Andalan Pen Paper) yang beroperasi di pulau padang.
Edo mengatakan, masyarakat pulau Padang tidak mau adanya perusahaan RAPP (Riau Andalan Pen Paper) beroperasi di pulau Padang. “Masyarakat pulau Padang menolak tanpa syarat, tanpa negoisasi dari pihak perusahaan yang akan diberikan kepada masyarakat pulau Padang,” jelasnya.
Sebelum melakukan jahit mulut di depan gedung DPR / MPR mereka sudah melakukan kegiatan turun ke jalan memberikan orasi dan berdemo. Sudah selama 14 hari mereka melakukan aksi jahit mulut. “Atas nama forum masyarakat pulau Padang tolong pemerintah lihatlah masyarakat – masyarakat yang menginginkan kebebasan, kemerdekaan dan tidak ada penindasan,” tutup Edo. (Afni)

Tindak Kriminal Yang Merajalela Di Wilayah Ciracas JAK-TIM

TINDAK KRIMINALITAS YANG MERAJALELA DI WILAYAH CIRACAS JAK – TIM
Jumat (30/12/2011), selaku kepala humas polsek metro ciracas Jakarta Timur, (iptu) H. Baryadi mengatakan, tindak kriminal yang sering terjadi di wilayah ciracas dan sekitarnya paling banyak tindak kejahatan pencurian kendaraan, pencopetan dan penjambretan membuat warga resah akan keberadaan kriminalitas tersebut. Tindak kejahatan yang belum lama terjadi yaitu pencurian kendaraan bermotor. Tersangka di kenakan pasal 8 KUHP dan diancam hukuman 5 tahun penjara. “Disarankan untuk pemilik kendaraan bermotor agar lebih berhati – hati, dikarenakan tindak kejahatan semakin merajalela karena di dorong oleh faktor ekonomi yang semakin sulit mendapatkannya,” tutupnya. (Djamiah)

Anjungan bali Di TMII (Taman Mini Indonesia Indah)

 

budaya yang satu ini tidak ada habisnya di perbincangkan. Salah satu contohnya anjungan bali yang ada di TMII (Taman Mini Indonesia Indah). Anjungan ini di bangun pada tanggal 20 april 1970 dan diresmikan oleh ibu Tin Soeharto sebagai ketua yayasan TMII. Anjungan ini memiliki banyak karya di dalamnya, salah satunya pakaian bali dan miniatur tari. Pakaian bali Antara lain pakaian adat Madie, bila dijelaskan pakaian ini hanya digunakan untuk acara upacara pernikahan. Namun ada juga pakaian untuk tari Oleg Tamulilingan, ada pola tarian saklar dan wali untuk acara keagamaan jawab Putut Sujat Mante (staf anjungan bali).
Ada juga acara – acara adat bali yang diadakan di anjungan bali. Seperti pekan liburan anak sekolah, pekan liburan lebaran dan ada juga jadwal tertentu yang di buat oleh pengurus TMII. “Ada pula biasanya acara khusus untuk masyarakat bali, dan kami mendatangkan langsung penari dari bali,” tutup Putut Sujatmante sambil tersenyum. (Endar)